Air Terjun Dari Pegunungan Kering
Berawal dari kebingungan saya beserta keluarga yang sedang
berlibur di Yogyakarta. Kami sekeluarga ingin ke tempat wisata yang tidak
terlalu ramai dan tidak terlalu jauh dari rumah nenek saya. Maklum waktu itu
bertepatan dengan hari ke dua di Hari Raya Idul Fitri, di mana biasanya pada
hari tersebut orang-orang berlibur ke tempat-tempat wisata, setelah di hari
pertamanya mengunjungi sanak saudara. Setelah mengumpulkan informasi, ternyata
ada kawasan wisata yang kebetulan tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal
nenek saya. Tempat itu bernama Air Terjun Sri Gethuk.
Air Terjun Sri Gethuk ini terletak di Desa Bleberan,
Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, berjarak sekitar 40 km
dari Kota Yogyakarta atau sekitar 7 km dari kota Wonosari. Untuk masuk ke
kawasan ini, kita harus membayar retrubusi masuk sebesar Rp. 5000 per orang dan
sudah termasuk parker. Panorama yang ditawarkan oleh Air Terjun Sri Gethuk
tidak kalah dengan kawasan wisata alam air terjun lainnya. Sungai yang
mengalir, yang menjadi tujuan air terjun ini sangat jernih, sehingga kita bisa
melihat dasarnya, bahkan kita bisa melihat ikan yang berenang di dasar sungai. Kita
bisa juga berenang di sungai itu dengan pelampung yang disediakan oleh petugas
dengan menyewa pelampung sebesar Rp.5000.
Air Terjun Sri Gethuk |
Ada dua akses yang bisa kita tempuh untuk mencapai air
terjun tersebut. Bisa menggunakan perahu, dengan membayar Rp. 10.000 per
orang atau bisa juga dengan berjalan
kaki menyusuri persawahan.
Ada kelebihan dan kekurangan jika kita memilih salah satu
dari akses yang disediakan. Kelebihan jika menggunakan perahu ,kita dapat melihat
tebing-tebing yang mengapit aliran sungai, yang seolah-olah tebing tersebut
ingin memayungi kita dari panasnya matahari. Suasana ini hampir mirip dengan
kawasan wisata di Pangandaran Green
Canyon Indonesia, bedanya jarak tempuhnya lebih pendek dari Green
Canyon Indonesia yang berjarak sekitar 300 m. Namun kekurangannya kita
harus mengantri dengan wisatawan lainnya dan perahu yang kita tumpangi berupa sampan
yang diberi mesin bermotor sebagai penggeraknya, di sampingnya di beri tong
plastik sebagai pelampung kapal.
Kelebihan jika kita memilih untuk berjalan kaki, kita
ditawarkan pemandangan yang sangat indah, yang tidak pernah di temui di Kota
Jakarta saat ini, yaitu bentangan persawahan yang hijau dan berundak-undak,
serta aliran sungai kecil untuk irigasi persawahan. Namun cukup menguras tenaga,
karena kita harus menuruni dan mendaki yang cukup tinggi, walaupun sudah
tersedia anak tangga beserta pembatas
untuk memudahkan wisatawan untuk melintas.
Sayangnya pengelolaan kawasan ini belum sepenuhnya maksimal.
Akses jalan yang menjadi unsur utama, masih belum dibangun secara baik. Ada sekitar
1 km jalan rusak berbatu dan berlubang, ditambah lagi dengan jalan yang sempit,
sampai-sampai jika berpapasan dengan mobil lain kita harus ekstra hati-hati,
jika kita tidak ingin mobil kita terperosok ke dalam saluran air. Belum lagi
setelah kita membayar di pintu masuk, jalannya
terbuat dari batu kapur yang dipadatkan, seolah-olah ketika melintas,
kita seperti sedang melakukan olah raga Off
Road. Ketersediaan Tempat parkir pun, masih seadanya.
Kedepan mudah-mudahan, ketika saya kembali lagi ke Air
Terjun Sri Gethuk sudah menjadi lebih
baik dan sudah dikelola secara serius, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan
pemerintah daerah tersebut dan warga masyarakat sekitar. Sayang jika tidak
dikelola dengan baik dan benar, karena kawasan wisata Air Terjun Sri Gethuk
menawarkan keunikan yang dicampur dengan keindahan panorama pegunungan.
Bagaimana tidak, daerah Gunung Kidul yang terkenal dengan kegersangannya di
musim kemarau, berbatu cadas dan berkapur, ternyata di tengah-tengahnya masih
menyembunyikan keindahan air terjun, sungai yang jernih serta hamparan
persawahan yang hijau, belum lagi mata air yang keluar dari selah-selah tebing
berbatu. [dms]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar