Feel

Feel

Minggu, 16 September 2012

Travelling



Air Terjun Dari Pegunungan Kering

Berawal dari kebingungan saya beserta keluarga yang sedang berlibur di Yogyakarta. Kami sekeluarga ingin ke tempat wisata yang tidak terlalu ramai dan tidak terlalu jauh dari rumah nenek saya. Maklum waktu itu bertepatan dengan hari ke dua di Hari Raya Idul Fitri, di mana biasanya pada hari tersebut orang-orang berlibur ke tempat-tempat wisata, setelah di hari pertamanya mengunjungi sanak saudara. Setelah mengumpulkan informasi, ternyata ada kawasan wisata yang kebetulan tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal nenek saya. Tempat itu bernama Air Terjun Sri Gethuk.

Air Terjun Sri Gethuk ini terletak di Desa Bleberan, Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, berjarak sekitar 40 km dari Kota Yogyakarta atau sekitar 7 km dari kota Wonosari. Untuk masuk ke kawasan ini, kita harus membayar retrubusi masuk sebesar Rp. 5000 per orang dan sudah termasuk parker. Panorama yang ditawarkan oleh Air Terjun Sri Gethuk tidak kalah dengan kawasan wisata alam air terjun lainnya. Sungai yang mengalir, yang menjadi tujuan air terjun ini sangat jernih, sehingga kita bisa melihat dasarnya, bahkan kita bisa melihat ikan yang berenang di dasar sungai. Kita bisa juga berenang di sungai itu dengan pelampung yang disediakan oleh petugas dengan menyewa pelampung sebesar Rp.5000.

Air Terjun Sri Gethuk


Ada dua akses yang bisa kita tempuh untuk mencapai air terjun tersebut. Bisa menggunakan perahu, dengan membayar Rp. 10.000 per orang  atau bisa juga dengan berjalan kaki menyusuri persawahan. 

Ada kelebihan dan kekurangan jika kita memilih salah satu dari akses yang disediakan. Kelebihan jika menggunakan perahu ,kita dapat melihat tebing-tebing yang mengapit aliran sungai, yang seolah-olah tebing tersebut ingin memayungi kita dari panasnya matahari. Suasana ini hampir mirip dengan kawasan wisata di Pangandaran Green Canyon Indonesia, bedanya jarak tempuhnya lebih pendek  dari Green Canyon Indonesia yang berjarak sekitar 300 m. Namun kekurangannya kita harus mengantri dengan wisatawan lainnya dan perahu yang kita tumpangi berupa sampan yang diberi mesin bermotor sebagai penggeraknya, di sampingnya di beri tong plastik sebagai pelampung kapal. 


Kelebihan jika kita memilih untuk berjalan kaki, kita ditawarkan pemandangan yang sangat indah, yang tidak pernah di temui di Kota Jakarta saat ini, yaitu bentangan persawahan yang hijau dan berundak-undak, serta aliran sungai kecil untuk irigasi persawahan. Namun cukup menguras tenaga, karena kita harus menuruni dan mendaki yang cukup tinggi, walaupun sudah tersedia  anak tangga beserta pembatas untuk memudahkan wisatawan untuk melintas.

Sayangnya pengelolaan kawasan ini belum sepenuhnya maksimal. Akses jalan yang menjadi unsur utama, masih belum dibangun secara baik. Ada sekitar 1 km jalan rusak berbatu dan berlubang, ditambah lagi dengan jalan yang sempit, sampai-sampai jika berpapasan dengan mobil lain kita harus ekstra hati-hati, jika kita tidak ingin mobil kita terperosok ke dalam saluran air. Belum lagi setelah kita membayar di pintu masuk, jalannya  terbuat dari batu kapur yang dipadatkan, seolah-olah ketika melintas, kita seperti sedang melakukan olah raga Off Road. Ketersediaan Tempat parkir pun, masih seadanya.


Kedepan mudah-mudahan, ketika saya kembali lagi ke Air Terjun Sri Gethuk  sudah menjadi lebih baik dan sudah dikelola secara serius, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan pemerintah daerah tersebut dan warga masyarakat sekitar. Sayang jika tidak dikelola dengan baik dan benar, karena kawasan wisata Air Terjun Sri Gethuk menawarkan keunikan yang dicampur dengan keindahan panorama pegunungan. Bagaimana tidak, daerah Gunung Kidul yang terkenal dengan kegersangannya di musim kemarau, berbatu cadas dan berkapur, ternyata di tengah-tengahnya masih menyembunyikan keindahan air terjun, sungai yang jernih serta hamparan persawahan yang hijau, belum lagi mata air yang keluar dari selah-selah tebing berbatu. [dms]
 

Tidak ada komentar: