Feel

Feel

Senin, 17 September 2012

Stage Photograpy

Satu lagi saya mencoba untuk berbagi hasil karya sederhana saya yang lain, yaitu foto panggung.

Di sini saya bukan untuk mengajari, tetapi mencoba memberikan penjelasan pada foto-foto yang saya buat.





Ketika kita mencoba untuk memotret suatu aksi panggung, momen yang paling pas yaitu ketika malam hari, karena dengan lampu-lampu panggung yang ada, dapat memberikan efek yang lebih dramatis, ketimbang kita memotret pada siang hari. Namun bagi sebagian orang, terlebih bagi fotografer yang masih pada tahap belajar, ini menjadi sebuah kendala.

Banyak fotografer yang masih belajar kedapatan fotonya gelap, atau terlalu terang, karena efek dari lampu blitz/flash, sehingga suasana panggung tidak tertangkap dengan baik.

Ada beberapa tips (sekali lagi bukan mengajarkan) yang bisa di lakukan: 
  1. Set Iso setinggi mungkin. Walau nanti akan ada efek grainy atau noise, hal tersebut bukan berarti foto kita tidak bagus
  2. Gunakan bukaan/diafragma besar atau kecil angkanya (f/1,4;f/5,6), Bukaan/diafragma besar, misal f/1,4 bisa didapat jika kita memilih menggunakan lensa fix.
  3. Set areal pencahayaan menggunakan Matering Spot. Hal ini berguna untuk mengukur bagian mana yang ingin lebih terang.
  4. Jangan menggunakan lampu flash/blitz. Penggunaan lampu flash/blitz akan membuat foto kita, tidak dapat menangkap suasana dari panggung tersebut. Jika terpaksa menggunakan flash/blitz, maka atur intensitas/power dari flash serendah mungkin, sebatas untuk fill in saja.
  5. Perhatikan arah cahaya lampu yang jatuh pada artis. Jika kita jeli memperhatikan arah cahaya yang jatuh, maka kita bisa membuat foto tersebut menjadi lebih dramatis.
  6. Manfaatkan cahaya lampu panggung. Cahaya lampu panggung biasanya lebih dari satu jenis dan berbagai warna. Manfaatkan semua itu, untuk membuat suasana dari foto kita lebih hidup, tidak flat.
Tips di atas sewaktu-waktu dapat berubah di lapangan. Namun hal-hal tersebut di atas merupakan teknik dasar yang saya lakukan, ketika memotret panggung. Hal terpenting adalah banyak-banyaklah berlatih dan banyak-banyak melihat referensi foto orang lain.

Minggu, 16 September 2012

Travelling



Air Terjun Dari Pegunungan Kering

Berawal dari kebingungan saya beserta keluarga yang sedang berlibur di Yogyakarta. Kami sekeluarga ingin ke tempat wisata yang tidak terlalu ramai dan tidak terlalu jauh dari rumah nenek saya. Maklum waktu itu bertepatan dengan hari ke dua di Hari Raya Idul Fitri, di mana biasanya pada hari tersebut orang-orang berlibur ke tempat-tempat wisata, setelah di hari pertamanya mengunjungi sanak saudara. Setelah mengumpulkan informasi, ternyata ada kawasan wisata yang kebetulan tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal nenek saya. Tempat itu bernama Air Terjun Sri Gethuk.

Air Terjun Sri Gethuk ini terletak di Desa Bleberan, Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, berjarak sekitar 40 km dari Kota Yogyakarta atau sekitar 7 km dari kota Wonosari. Untuk masuk ke kawasan ini, kita harus membayar retrubusi masuk sebesar Rp. 5000 per orang dan sudah termasuk parker. Panorama yang ditawarkan oleh Air Terjun Sri Gethuk tidak kalah dengan kawasan wisata alam air terjun lainnya. Sungai yang mengalir, yang menjadi tujuan air terjun ini sangat jernih, sehingga kita bisa melihat dasarnya, bahkan kita bisa melihat ikan yang berenang di dasar sungai. Kita bisa juga berenang di sungai itu dengan pelampung yang disediakan oleh petugas dengan menyewa pelampung sebesar Rp.5000.

Air Terjun Sri Gethuk


Ada dua akses yang bisa kita tempuh untuk mencapai air terjun tersebut. Bisa menggunakan perahu, dengan membayar Rp. 10.000 per orang  atau bisa juga dengan berjalan kaki menyusuri persawahan. 

Ada kelebihan dan kekurangan jika kita memilih salah satu dari akses yang disediakan. Kelebihan jika menggunakan perahu ,kita dapat melihat tebing-tebing yang mengapit aliran sungai, yang seolah-olah tebing tersebut ingin memayungi kita dari panasnya matahari. Suasana ini hampir mirip dengan kawasan wisata di Pangandaran Green Canyon Indonesia, bedanya jarak tempuhnya lebih pendek  dari Green Canyon Indonesia yang berjarak sekitar 300 m. Namun kekurangannya kita harus mengantri dengan wisatawan lainnya dan perahu yang kita tumpangi berupa sampan yang diberi mesin bermotor sebagai penggeraknya, di sampingnya di beri tong plastik sebagai pelampung kapal. 


Kelebihan jika kita memilih untuk berjalan kaki, kita ditawarkan pemandangan yang sangat indah, yang tidak pernah di temui di Kota Jakarta saat ini, yaitu bentangan persawahan yang hijau dan berundak-undak, serta aliran sungai kecil untuk irigasi persawahan. Namun cukup menguras tenaga, karena kita harus menuruni dan mendaki yang cukup tinggi, walaupun sudah tersedia  anak tangga beserta pembatas untuk memudahkan wisatawan untuk melintas.

Sayangnya pengelolaan kawasan ini belum sepenuhnya maksimal. Akses jalan yang menjadi unsur utama, masih belum dibangun secara baik. Ada sekitar 1 km jalan rusak berbatu dan berlubang, ditambah lagi dengan jalan yang sempit, sampai-sampai jika berpapasan dengan mobil lain kita harus ekstra hati-hati, jika kita tidak ingin mobil kita terperosok ke dalam saluran air. Belum lagi setelah kita membayar di pintu masuk, jalannya  terbuat dari batu kapur yang dipadatkan, seolah-olah ketika melintas, kita seperti sedang melakukan olah raga Off Road. Ketersediaan Tempat parkir pun, masih seadanya.


Kedepan mudah-mudahan, ketika saya kembali lagi ke Air Terjun Sri Gethuk  sudah menjadi lebih baik dan sudah dikelola secara serius, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan pemerintah daerah tersebut dan warga masyarakat sekitar. Sayang jika tidak dikelola dengan baik dan benar, karena kawasan wisata Air Terjun Sri Gethuk menawarkan keunikan yang dicampur dengan keindahan panorama pegunungan. Bagaimana tidak, daerah Gunung Kidul yang terkenal dengan kegersangannya di musim kemarau, berbatu cadas dan berkapur, ternyata di tengah-tengahnya masih menyembunyikan keindahan air terjun, sungai yang jernih serta hamparan persawahan yang hijau, belum lagi mata air yang keluar dari selah-selah tebing berbatu. [dms]
 

Product




Sudah lama tidak mengupload sesuatu ke blog sendiri. Saat ini saya mencoba untuk men-share salah satu dari karya sederhana saya.

Eksperimen untuk membuat foto produk dengan menggunakan teknik strobist, yang dicampur dengan available light dari matahari sore. Semoga dapat dinikmati walau objek dari ke dua foto tersebut sama, karena keterbatasan objek ^_^.

Kamis, 31 Mei 2012

Jakarta = Kemacetan

Jakarta Ku Bebas Macet ?


Setiap warga yang tinggal di Jakarta atau di "pinggiran" Jakarta, pasti tidak asing lagi dengan kemacetan. Kemacetan bisa jadi salah satu faktor utama penyebab orang mengalami stress. Kelelahan ketika kita berada di situasi kemacetan bisa menyebabkan mood seseorang bisa berubah, bahkan jika kita kesenggol atau keserempet sedikit bisa memicu kemarahan kita. Sesampai di sekolah, kantor atau di tempat kita tuju, kita sudah tidak lagi dapat berkonsentrasi karena kelelahan.

Banyak kerugian yang disebabkan oleh terjadinya kemacetan. Mulai dari rugi waktu, tenaga, bahkan uang. Mungkin banyak diantara warga Jakarta yang terlambat menghadiri suatu pertemuan, karena terjebak di kemacetan. 

Setiap kali ada pemilihan orang nomor satu di DKI Jakarta, banyak bermunculan tokoh-tokoh atau calon-calon yang mengaku dapat mengatasi kemacetan di Jakarta. Seperti contoh pada pemilihan Gubernur Jakarta mendatang (2012). Muncul beberapa tokoh-tokoh atau calon-calon, yang mengaku dapat mengatasi kemacetan di Jakarta. Bahkan di antara calon-calon tersebut merupakan orang "impor" dari daerah lain yang sebelumnya pernah menjabat di daerah tersebut (luar Jakarta). Mereka berani bahkan optimis bisa mengatasi masalah kemacetan di Jakarta yang kompleks.

Banyaknya masalah yang menyebabkan mengapa kota Jakarta yang semakin hari semakin macet, membuat penyelesaian masalah kemacetan menjadi rumit untuk diatasi. Mulai dari buruknya sistem transportasi, jumlah populasi kendaraan yang semakin meningkat, pembangunan jalan yang tidak seimbang antara jumlah kendaraan dengan jumlah jalan yang ada, yang menurut Fauzi Wibowo, dalam wawancara dengan detik.com, mengatakan bahwa pembangunan yang berhasil di laksanakan pada tahun 2011 hanya sebesar 0,01 %. Bahkan disinyalir laju pertumbuhan populasi penduduk di Jakarta, juga ikut menjadi penyebab masalah kemacetan. Jika kita pikirkan, mana dahulu yang harus diatasi?, semua masalah yang ada berkaitan satu dengan yang lainnya. 

Saat ini banyak warga Jakarta yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, terutama motor dibandingkan dengan menggunakan kendaraan umum. Banyak di antara mereka berfikir dan merasa dengan mengendarai motor semua menjadi efisien. Efisien waktu dan uang. Hal ini didukung juga dalam mendapatkan satu unit sepeda motor. Mereka selalu dimudahkan oleh produsen motor, mulai dari persyaratan administrasi hingga pembayaran. Saat ini banyak produsen atau dealer motor yang memberikan kemudahan bagi konsumen terutama dalam hal perkreditan motor. Dealer berani untuk tidak menetapkan jumlah uang muka (DP) yang harus dibayar oleh calon pembelinya dan memberikan  cicilan yang murah.


Hal tersebut juga berlaku untuk penjualan mobil. Mereka selalu memberikan kemudahan-kemudahan terutama dalam memberikan fasilitas kredit. Menurut saya salah satu penyebab dari banyaknya motor dan mobil yang beredar dan membuat macet, yaitu karena dealer selalu memberikan kemudahan-kemudahan tersebut. 


Saya teringat ketika pada tahun 1997, ketika itu orang tua saya ingin membeli satu unit motor. Untuk mengajukan kredit motor, kita harus membayar uang muka yang lumayan mahal, ditambah dengan cicilan yang mahal (tidak seperti sekarang) serta persyaratan administrasi yang rumit. Jika waktu itu membeli secara kontan lebih mudah dibandingkan dengan kredit, namun jika sekarang membeli secara kredit lebih mudah dibandingkan dengan kontan.


Seharusnya sistem dalam pengajuan perkreditan harus dirubah. Misalnya uang muka yang ditetapkan minimal 30% dari harga jualnya, kemudian cicilan yang mahal ditambah persyaratan administrasi yang dirubah dan diperketat.


Kemudian Pemerintah Propinsi DKI membangun suatu sistem transportasi umum yang aman serta nyaman. Walaupun jumlah populasi kendaraan yang beredar di Jakarta semakin meningkat, namun sebagian warga masih memilih transportasi umum. Kita dapat melihat  jika pagi atau sore hari. Hampir setiap trayek yang ada, selalu penuh dengan penumpang. Seharusnya hal ini dapat memicu motivasi pemerintah untuk membangun fasilitas transportasi umum yang memadai. Walaupun di Jakarta ada Bus Trans Jakarta, namun transportasi umum tersebut belum dapat memberikan kepuasan kepada penumpang.


Jika kita menggunakan bus Trans Jakarta, kita masih mengalami kemacetan, karena jalur yang ada, digunakan oleh kendaraan lain. Hal ini juga harus di perhatikan. Sistem jalur yang searah dan pembatas yang tidak terlalu tinggi, bahkan di beberapa koridor, pembatas yang ada telah rusak. Pemerintah DKI harus berani dalam membuat sistem jalur bus Trans Jakarta, misalnya diberlakukan kontra flow atau berlawanan arus, kemudian memberikan batas yang tingginya minimal 50 cm. 


Pemerintah harus berani membuat sistem, jangan sampai penumpang yang sudah mengantri di halte, mengalami kemacetan juga. Jika seperti itu tidak ada bedanya dengan menggunakan transportasi umum yang lainnya.


Selain itu pemerintah pusat juga harus mendukung dalam hal pemerataan pembangunan. Menurut pandangan saya, banyaknya pendatang yang berdatangan untuk mengadu nasib di Jakarta, bisa menjadi pemicu dari kemacetan. Mereka yang datang pasti memiliki mobilitas dan tentunya mereka membutuhkan kendaraan atau transportasi. Awalnya mereka menggunakan kendaraan umum. Setelah lama di Jakarta akhirnya mereka mendapatkan pekerjaan yang bagus, tentunya mobilitas mereka bertambah. Kemudian mulai berfikir untuk mendapatkan kendaraan pribadi, karena menurut mereka tidak efisien lagi jika menggunakan transportasi umum. Kemudian mereka berfikir untuk membeli motor, karena lebih irit dan cepat menjangkau suatu lokasi. Mereka berbondong-bondong membeli motor yang didukung dengan kemudahan-kemudahan tadi.


Siapapun yang memimpin DKI Jakarta, mereka harus memiliki komitmen, keseriusan,  dan berani, untuk mengatasi masalah kemacetan, serta pemerintah pusat harus mendukung secara konkret.  

Selasa, 15 Mei 2012

Kerjasama

Kerjasama

Kerjasama, saling menghargai dan jujur sejatinya sudah ditanamkan sejak usia dini. Sikap-sikap tersebut merupakan sikap yang bukan saja seharusnya diajarkan secara teori di kelas, namun sikap-sikap tersebut juga harus sudah dipraktekan melalui berbagai macam kegiatan. Pendidikan atau pengajaran tentang hal itu bisa didapat dari mana saja, salah satunya di kegiatan Kepramukaan. 


Pramuka merupakan salah satu kegiatan yang di dalamnya banyak sekali simulasi dari perwujudan sikap-sikap tersebut, karena di dalam kegiatan tersebut banyak permainan yang mengharuskan peserta didik untuk bersikap jujur (baik jujur untuk dirinya sendiri maupun jujur kepada orang lain ), kerjasama, dan sikap saling menghargai.

Sikap-sikap tersebut penting bagi mereka, karena sikap-sikap tersebut bisa membentuk diri mereka menjadi generasi yang bisa memajukan negeri ini. Bahkan jika sikap-sikap tesebut sudah tertanam pada diri mereka, bukan sesuatu hal yang mustahil mereka tidak akan melakukan korupsi, bahkan mereka bisa mengatakan korupsi itu haram. Dibutuhkan generasi yang tangguh, baik fisik, pikiran, moral maupun hati nurani untuk membangun negeri yang tangguh, yang tidak selalu bergantung kepada bantuan-bantuan luar.

Minggu, 13 Mei 2012

Jatiluhur

Ketika sekolah kita diajarkan tempat-tempat bersejarah, tempat-tempat penting bahkan tempat yang dapat merubah tampilan dunia baik yang ada di Indonesia maupun di dunia. Ketika SD saya masih ingat sekali ketika guru saya sedang memberi materi tentang tempat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang ada di Indonesia. Namun entah mengapa ketika itu PLTA yang sering disebut yaitu Waduk Jatiluhur. Apakah tempat itu yang dekat dari Jakarta, atau memang si guru itu hanya mengetahui tempat itu saja? tapi saya tidak akan membahas tentang itu, tetapi saya akan menceritakan sisi lain dari waduk atau bendungan itu.
Terletak di wilayah Provinsi Jawa Barat, tepatnya di kecamatan Jatiluhur, kabupaten Purwakarta. Bendungan Jatiluhur adalah bendungan terbesar di Indonesia. Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3 / tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia (wikipedia.com).
(Foto: Wikipedia.com)

 Memang waduk ini serbaguna, selain sebagai PLTA, waduk ini di manfaatkan sebagai pengairan irigasi 242.000 ha sawah (dua kali setahun), budi daya perikanan, bahan baku air minum bahkan tempat berlatihnya atlet dayung Indonesia dan pernah menjadi lokasi perhelatan olahraga ASEAN games cabang dayung. Saya sering mengunjungi tempat ini di hari libur. Jarak yang terbilang sedang (dibandingkan ke Bandung) kurang lebih sekitar 1 jam dari Jakarta, namun bisa melepas penat tanpa harus menginap. Jatiluhur menawarkan pemandangan yang sangat indah, angin yang berhembus layaknya di pantai, suasana yang tidak begitu ramai terlebih jika kita mengunjunginya sore, jika cuaca cerah kita bisa juga melihat sun set yang perlahan bersembunyi di celah-celah pegunungan. Tidak pernah bosan saya untuk kesana lagi dan lagi.
 
Salah satu kegiatan yang banyak sekali terlihat di waduk Jatiluhur

Panorama ketika cuaca cerah di sore hari, tepatnya menjelang magrib

Lalu lalang kapal kecil milik warga sekitar

Kapal kecil yang biasa di gunakan untuk sekedar berkeliling sekitaran waduk maupun ke tempat tambak







Referensi:
  • Wikipedia. com